[Sinopsis] Mirror of The Witch Episode 3
14.39
Mirror of The Witch Episode 3
Didalam ruangan pribadinya, Hong
Joo sedang melakukan ritual karena mimpi Pangeran mahkota yang didatangi
seorang gadis, dia mengira gadis dalam mimpi PM itu adiknya yang mati.
Sementara itu ditengah hutan hitam waktu malam hari, bayangan hitam sihir Hong
Joo terbang menuju rumah Yoon Hee, sementara Yoon Hee ketakutan bergegas
mengunci semua pintu dan segera bersembunyi dibalik selimut, deru angin kencang
dan juga suara menakutkan membuat Yoon Hee menutup telinga dan terus berujar
kalau dirinya tidak takut.
Sementara sampai dirumah Poong
Yoon (kakak Yoon Hee) sudah ditunggu ayahnya, dan akhirnya dia disidang.
Ayahnya marah karena anaknya tidak menghiraukan perintahnya, dan terus
mengunjungi Yoon Hee. Poong Yoon kesal, kenapa ayahnya tak memberi alasan
kenapa dirinya tidak boleh menemuinya, toh diantara mereka tidak ada ikatan
darah, ayahnya tak bisa mengatakan alasan sesungguhnya, tapi alasan yang bisa
ia katakan karena dia tak ingin kehilangan keduanya.
Dan dikediaman lain, nyonya rumah
sedang bersiap untuk mandi, dibantu beberapa pelayannya. Ada seorang pelayan
sedang mencuci kakinya, yang tak lain itu ibu Heo Joon dan nyonya itu Ibu Heo
Ok. Ibu Ok mengatakan kalau kata dukun, Joon akan menjatuhkan Ok, dan juga
kabar beredar Joon sedang berusaha mencari uang dengan cara apapun, Ibu Ok
marah karena takut Joon akan mempermalukan nama keluarga Heo, dan meminta ibu
Joon untuk menghentikan perbuatan Joon, Ibu Joon hanya bisa mengangguk dan
mengiyakan.
Ibu joon menunggu diluar, tapi
yang pulang hanya Ok, Ibu Joon cemas dan bertanya dimana Joon, tapi Ok yang
setengah mabuk, pura-pura tak tahu kalau Joon belum pulang, dan meminta Ibu
Joon segera tidur karena sudah larut malam.
Dan ditebing berbatu, Joon
tergeletak tak sadarkan diri, dengan satu tangan menggenggam tali layangan,
sedang didadanya pecahan kaca (*yang menolongnya waktu diterkam harimau)
sepertinya memancarkan sinar dan menolong Joon lagi kali ini.
Yoon Hee masih terus bergumam
melawan rasa takut, tapi tiba-tiba ia mendengar suara orang mengaduh. Akhirnya
Yoon Hee memberanikan diri keluar, sambil membawa kayu (*alat memasak
sepertinya) dan melihat ke sekitar rumahnya, dan pandangannya menemukan Joon
yang tergeletak mengaduh dengan badan penuh luka sembari membawa layangan
miliknya yang terbang.
Yoon hee mengobati Joon yang
luka-luka diwajah dan juga kedua lututnya, sambil mengomel kenapa ia nekad
sekali memanjat tebing demi layangannya, Joon kesal karena ia merasa layangan
itu penting, Yoon hee menjawab kalau tak ada yang lebih penting dari nyawa
seseorang, lagipula kalau Joon ingin mengembalikan layangan seharusnya dengan
keadaan bagus bukanya sobek-sobek, membuat Joon kehabisan kata-kata.
Joon terus mengaduh kesakitan, tapi
Yoon hee terus mengobati luka-luka Joon membuat Joon terkesima, dan tak sadar
kalau lukanya sudah diobati semua. Joon langsung berdiri dan akan pamit pulang,
Yoon hee menawarkan Joon untuk menginap karena harus sudah larut malam, membuat
Joon kaget semudahnya itu Yoon Hee menawarkan seorang pria menginap. Membuat
Yoon hee kesal, dan menggusir Joon pergi. Setelah pamitan Joon pergi, sampai
ditangga ia baru sadar kalau terlalu menakutkan untuk pulang (*wkk).
Akhirnya ia kembali lagi dan
beralasan kalau ia ingin jadi pria baik dan menemani Yoon hee membuat Yoon hee
memandangnya tak percaya (*wkk). Joon bertanya ia tak mungkin tidur sekamar
kan, tentu saja Yoon hee mengatakan kalau Joon tidur diberanda, membuat Joon
kaget, Yoon mengejek apa Joon takut, langsung dielak Joon tapi melihat
sekeliling, ia beralasan kalau tidur diluar dingin, tanpa babibu Yoon hee
langsung melempar selimut membuat Joon langsung tutup mulut.
Akhirnya keduanya tiduran, Joon
tak bisa tidur dan bertanya ke Yoon Hee apa dia sudah tidur, ternyata Yoon hee
juga belum tidur. Joon bercerita kalau ia tahu nama Yoon hee karena tadi
mendengar ayah Yoon hee memanggilnya.
Joon bertanya, kenapa ayahnya
meninggalkan Yoon hee ditempat berbahaya seperti ini sendirian, apa Yoon hee
juga terlahir di keluarga yang tak seharusnya. Yoon hee menjawab, kalau menurut
kakaknya, semua orang yang terlahir didunia ini pasti punya alasan, dan
membantu dunia dengan menemukan peran mereka masing-masing.
Yoon hee juga meminta Joon jangan
bersedih, karena pasti Joon juga memiliki alasan kenapa terlahir didunia ini,
membuat Joon terhenyak mendengar kata-kata Yoon hee yang sepertinya sudah
sangat mengantuk, Joon tersenyum lalu duduk dan mengatakan kalau dia tidak
sedih, dia juga memperingatkan Yoon hee agar dia lain kali tidak mengijinkan
pria lain menginap seperti dirinya, karena dia merasa dirinya itu orang baik
yang lain enggak (huehehe). Yoon hee jadi terjaga dan mengingatkan kalau Joon
itu pencuri layangan, saat akan menjelaskan Yoon hee meminta Joon untuk segera
tidur, lalu keduanya mulai memejamkan mata dengan senyum dibibir (ciee).
Sementara itu, bayangan hitam
terus mengelilingi rumah Yoon hee mencari cara untuk masuk, dua jimat besar
yang mengelilingi rumah, berubah menjadi dua ekor serigala yang langsung
melolong mengusir bayangan sihir hitam.
Keesokan paginya, Hyun Seo
berkuda dengan rombongan anak buahnya pergi menuju suatu tempat. Mereka pergi
ke kuil yang dibicarakan sebelumnya, karena mereka khawatir kalau kutukan Yoon
Hee aktif diulangtahunnya yang ke-17, maka kutukan kematiannya juga akan aktif,
dan satu-satunya cara untuk bertahan ada ditempat yang sedang mereka tuju itu.
Sementara dirumah gisaeng, Ok dan
teman-temannya seperti biasa asyik minum dan bersenang-senang. Saat tiba-tiba
dikejauahan Joon melangkah ke arah mereka, membuat semuanya kaget tak percaya sembari
melihat kearah Joon.
Joon membawa layangan, yang
ternyata diberikan sendiri oleh Yoon hee tapi hanya meminjamkannya dan meminta
Joon untuk mengembalikannya. Semuanya berdiri dekat pintu melihat ke Joon yang
meminta Ok untuk memenuhi janjinya, karena ia sudah membawakan layangan yang
diminta Joon.
Membuat Ok langsung meminta semua
orang bertepuk tangan, sembari dirinya mendekati Joon lalu memeluknya. Ia lalu
mengeluarkan kantung uang, dan mengatakan kalau uangnya tinggal segitu dan
lansung melempar uang koin itu ke Joon yang menahan amarah, Ok menyuruh Joon
mengambili, dan sisanya akan ia bayar dirumah.
Joon mencoba sabar, jongkok untuk
mengambil koin-koin, tapi Ok terus mengoceh kalau ia tahu kalau Joon
membutuhkan uang untuk mengeluarkan Ibunya dari perbudakan. Tak sampai disitu,
Ok juga meminta teman-temannya memberikan uang untuk Joon, dan langsung
diiyakan teman-temannya yang langsung mengeluarkan koin dan melemparnya ke Joon
yang mulai hilang kesabaran.
Ok juga mengambilkan minuman dan
meminta Joon menerimanya, sambil bertanya bagaimana caranya Joon mendapatkan
layangan itu, karena beritanya yang beredar ada hantu yang sangat cantik
tinggal dihutan hitam, apa Joon menyerahkan tubuhnya semalam seperti ibunya
sehingga ia terlahir, dan juga Ok berjanji tidak akan melepaskan Ibunya sampai
matipun, mendengar ibunya dihina membuat Joon tak bisa bersabar lagi, ia
langsung menghajar Ok yang tak berdaya karena mabuk, sampai Ok tercebur ke
kolam air.
Sampai dirumah, ibunya sudah
menunggu dengan cemas, dan bertambah cemas melihat keadaan Joon yang penuh
luka, sementara Joon tak bisa menjelaskan datang Ok dengan marah berteriak
memanggil Joon. Ibu Joon mendekati Ok
dan kaget melihat keadaan Ok yang lebam dipipi dan juga basah kuyup, Ok
menjelaskan kalau Joon yang melakukannya, belum sempat bertanya Ibu Ok datang
mendengar keributan, dan kaget melihat keadaan putranya.
Sebelum Ibu Ok melakukan sesuatu,
Ibu Joon langsung menampar Joon, membuat semuanya tercengang . Ibu Joon
langsung memarahi putranya, dan meminta Joon untuk minta maaf ke Ok, tapi Joon
menolak minta maaf karena dia tak bersalah, dan juga ia tak butuh ampunan dan
Joon langsung pergi, membuat suasana semakin tegang.
Dikamar, Ibu Ok mengobati anaknya
sambil mengomel, Ok manja sambil mengadu tentang Joon, membuat ibunya kesal dan
malah menampar anaknya, dan meminta anaknya untuk serius belajar bukannya hanya
bermain-main saja, dan Ibunya berjanji akan menghukum mendidik Joon dan Ibunya
dengan caranya sendiri.
Diluar Ibu Joon berlutut sambil
memohon ampunan untuk Joon, Ibu Ok langsung meminta pembantunya membawa karpet
jemari, untuk menghukum Ibu Joon dengan memukulnya.
Sedangkan Joon duduk
dipasar dengan penuh emosi, saat itu Dong Rae lewat sembari membawa dua peti kayu,
ia melihat Joon dan hanya bisa memandanginya. Joon datang menghampirinya, Dong
rae merasa bersalah karena meninggalkannya dihutan, lalu Dong rae akan pergi
tetapi ditahan Joon karena mereka harus melakukan bisnis, membuat Dong rae
terharu dan langsung berbalik memeluk Joon merasa lega karena Joon baik-baik
saja.
Tengah hari, rombongan Hyun seo
sampai dikuil yang ada di puncak bukit, mereka bergegas naik, dan setibanya
disana mereka kebingungan mencari pintu masuknya. Setelah mengelilingi kuil tersebut, Hyun Seo
menemukan pintu masuknya, dan mereka segera masuk ke sebuah celah batu menuju
gua yang gelap dan misterius.
Dan ternyata didalam gua tersebut
mereka mendengar suara bising memekakkan telinga, membuat mereka harus menutup
telinga, tapi tetap membuat mereka brguling-guling tak kuat mendengar sihir
tersebut ditambah sebuah ilusi, ratusan ular menyerang mereka. Hanya Hyun Seo
yang bisa menahan ilusi, dan meminta anak buahnya bertahan, sembari ia mencari
sumber ilusi, ia melihat ular paling besar sendirian, dan saat mendekat dan
akan memegang ular itu berubah menjadi lilin, dan seketika ilusi itu lenyap,
ular-ular berubah menjadi lilin-lilin menerangi gua.
Mereka segera melanjutkan
perjalanan, sampai disebuah tempat, mereka berpencar mencari buku kutukan
Grimoir, dan setelah beberapa saat mencari, Hyun seo menemukannya diantara akar
pohon (*Lol nyarinya gak banget, langsung ketemu :P), mereka langsung berkumpul
untuk membaca buku tersebut.
Intinya, kutukan itu bisa hilang
dengan cara berdoa sambil menyalakan 108 lilin yang ada digua tersebut, dan
yang dikutuk juga harus ada disana, dan hal itu dilakukan sebelum polaris
berakhir, dan tinggal 5 hari lagi sebelum polaris berakhir. Jika tidak, maka
orang yang berusaha akan menghilangkan kutukan itu akan mati. Anak buahnya
yakin kalau mereka menggabungkan kekuatan mereka, maka kutukan itu akan hilang,
Hyun Seo lalu bergegas untuk membawa Yoon hee ketempat itu.
Ditengah kota, festival lampion
sudah mulai digelar dengan aneka pertunjukan, Poong yeon pergi sendirian sambil
membawa lampion dan harapan milik Yoon hee, ditengah keramaian, Pong yeon
membaca harapan Yoon hee, yang berisi ia ingin melihat dunia luar sekali saja,
membuat Pong yeon sedih.
Sementara Yoon hee hanya bisa
mendongak-dongak mndengar bunyi-bunyian tanda festical sudah dimulai. Yoon hee
hanya bisa menghela nafas sambil mencari layangan untuk diterbangkan sebagai
ganti dirinya melihat dunia luar. Saat itu Poong yeon datang dan mengajak Yoon
hee pergi, tentu Yoon hee menolaknya.
Ia takut dengan ayahnya *Hyun
seo, Poong yeon menjawab kalau dia yang akan bertanggung jawab, jadi Yoon hee
tak perlu cemas. Lagipula Yoon hee harus menerbangkan lampion itu dengan
tangannya sendiri agar, doanya terkabul. Poong yeon menggandeng Yoon hee jalan
keluar, tapi sampai di batas tali mantra, langkah Yoon hee terhenti keraguan
menaunginya.
Ia mundur beberapa langkah, Poong
yeon tersenyum sambil mengulurkan tangan membuat Yoon he yakin, lalu
mengulurkan tangannya dan melangkar keluar dari mantra pelindungnya, yang
bercahaya saat Yoon hee melewatinya.
Sampai dikota, mereka menikmati
suasana festival, Poong yeon terus menggandeng Yoon hee sembari menuntunnya
melihat-lihat benda-benda yang dijual dan juga beragam pertunjukan rakyat,
awalnya Yoon hee takut tapi lama-kelamaan mencair dan sekali-kali senyum
mengambang, membuat Poong yeon lega dan ikut tersenyum bahagia.
*enak banget si Sae Ron 15 tahun
udah gandeng sana gandeng sini cogan-cogan, lah gue? wkk :P
Sampai malam hari, dipuncak
acara, ditengah padang luas, mereka mengitari sebuah sesembahan, dan mulai
menyalakan lampion-lampion mereka, disana juga ada pertunjukan barong-sai (*Lol
barongsainya kek jaman 2000an, ayolah JTBC :D)
Keduanya memandangi
lampion-lampion terbang, Yoon hee bertanya apa harapan Poong yeon, tapi
kakaknya itu tak ingin mengatakannya. Lalu keduanya diam memandangi langit,
diam-diam Pong yeon memandang Yoon hee sembari berkata dalam hatinya, kalau
harapannya adalah ingin Yoon hee selalu hidup bahagia dan menyenangkan.
Senyum Yoon hee berubah menjadi
sedih, ia lalu bertanya ke Poong yeon, apakah kalau ia terlahir disaat yang
tidak seharusnya, sehingga ayahnya mengurungnya jauh dihutan. Dengan sedih dan
berusaha tersenyum, Poong yeon menjawab kalau pasti ada suatu alasan kenapa
ayahnya melakukan hal itu, tapi yang pasti itu semua demi kebaikan Yoon hee.
Seseorang membawa lilin, dan
membantu keduanya menyalakan lampion dan menerbangkannya, saat perlahan lampion
itu terbang, mata Yoon hee berubah, dan saat lampion itu benar-benar terbang,
Poong yeon tersadar kalau Yoon hee menghilang, ia bergas membelah kerumunan
mencari kemana perginya Yoon hee dengan cemas.
Sementara diistana sedang
diadakan pesta sekaligus ritual, untuk merayakan ulangtahun PM yang ke 17.
Ketua dukun Hong Joo yang menjadi pusat ritual tersebut, ia menari-nari sembari
melakukan ritual, sementara disudut lain istana Dong rae dan Joon beraksi
menawarkan dagangannya dengan jalan mengendap-endap sambil menyamar menjadi
wanita cantik lagi :v
Langkah Joon terhenti, saat
menyadari pecahan kacanya hilang, ia meminta Dong rae jalan duluan, sementara
ia kembali ketempat ia menyembunyikan pakaiannya, tapi pecahan kaca itu juga
tak ada, akhirnya Joon pergi menyusul Dong rae, tanpa ia sadari Yoon jalan
dibelakangnya. Seperti terhipnotis Yoon hee jalan ke istana, dan saat tersadar
Yoon hee kebingungan, dan langsung mencari kakaknya.
Kertas mantra pelindung Yoon hee, terbakar
sedikit-sedikit. Sementara diperayaan istana tiba-tiba sampai didepan keluarga
kerajaan, Hong Joo terjatuh, lalu muntah darah, disertai petir menyambar, Hoong
Joo langsung melihat PM ditelinga mulai keluar tanda kutukan, membuat Hong Joo
langsung pergi, membuat keluarga kerajaan, dan tentunya Ratu Shim langsung
ketakutan.
Sampai dirumah, Hyun Seo kaget
melihat kertas mantranya rusak, ia langsung masuk kedalam rumah dan Yoon hee
tak ada disana. Sementara Hong joo mengitari istana mencari sesuatu sampai ia
melihat diantara pintu gerbang, Yoon hee berdiri ditengah derasnya hujan
kebingungan mencari kakaknya, Hong joo menatap tajam langsung jalan kearah Yoon
hee.
Dan saat itu Joon juga berada
ditempat itu, dan akhirnya menemukan pecahan kacanya. Hong joo sampai ditempat
Yoon hee, tapi saat membuka pintu, ia tak melihat seorangpun dan langsung
berjalan lagi, ternyata Yoon hee disembunyikan Joon dibalik jubah (chima
keknya) sehingga tak terlihat Hong Joo.
Joon bingung, dan bertanya kenapa
Yoon hee ada disini, tapi sepenglihatan Yoon hee yang menolong itu kakaknya,
dan tiba-tiba ia pingsan membuat Joon tambah bingung. Dan waktu itu Pong Yeon
datang dan segera membawa Yoon hee pergi.
Hyun seo panik, dan segera
memerintahkan anak buahnya pergi mencari Yoon hee. Sedangkan Yoon hee masih
pingsan cantik dipangkuan Poong Yeon disebuah gubuk, dan saat tersadar, Poong
yeon cemas sambil mengomeli kenapa Yoon hee pergi sendirian, masih bingung Yoon
hee hanya bisa minta maaf.
Poong yeon juga minta maaf karena
ia merasa bersalah karena tak bisa mengawasi Yoon hee, ia lalu mengeluarkan dua
buah lonceng, satu diberikan ke Yoon hee, dengan keterangan kalau Yoon he
tersesat lagi, Ia bisa memainkan lonceng tersebut, dan Poong yeon akan pergi
mencarinya, begitu juga sebaliknya, jika Yoon hee kehilangan Poong Yeon cukup
Yoon hee mendengar suara lonceng yang sama.
Dirumah Ibu Poong Yeon cemas, saat
Hyun seo datang ternyata mereka juga belum bisa menemukan keduanya, Gi Kwang
anak buah Hyun seo cemas kalau kutukan Yoon hee aktif didekat orang, akan jadi
masalah.
Sedangkan Yoon hee diantar pulang
Poong yeon, keduanya jalan menyurusi padang alang-alang sambil berdiam diri
dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba Yoon hee berhenti, dan meminta kakaknya
untuk pulang, karena ia akan pulang sendiri.
Poong yeon kekeh akan mengantar,
sampai melihat Yoon hee sudah berkaca-kaca
dan tetapi memohon agar ia pulang sendirian. Poong yeon tak memaksa, ia
memetik setangkai bunga disana dan mengulurkan ke Yoon hee yang ragu, tapi
dengan kelembutan dan senyum membuat Yoon hee mengulurkan tangannya dengan
berat menerima bunga itu. (*njir musiknya sedih amat TT).
Yoon hee tak kuasa menitikan
airmatanya, membuat Poong yeon ikut menahan sedih, dan memanggil nama Yoon hee,
membuatnya bergegas menghapus airmatanya dan minta maaf karena hari ini pertama
kalinya ia keluar dan banyak emosi yang memenuhi pikirannya. (*aku akui aktingnya
Sae Ron memang bagus, keknya dia mendalami setiap perannya J)
Poong yeon berkaca-kaca, tapi ia
tetap mencoba tersenyum, dan menyemangati Yoon hee dan berjanji ia akan datang
dan membuatkan Yoon hee layang-layang yang bisa terbang tinggi, sampai saat itu
ia ingin Yoon hee terus sehat, Yoon hee mengangguk masih dengan airmata
bercucuran, Poong yeon menggenggam tangan Yoon hee sambil menggandengnya jalan
pulang.
Dirumah, sepertinya Hyun seo dan
anak buahnya belum menemukan mereka, dan saat mereka akan pergi mencari
kepinggiran kota. Poong yeon datang yang langsung disambut cemas ibunya sambil
mengomelinya, ia tersadar perbuatannya diketahui, saat melihat Ayahnya dengan
anak buahnya berkumpul.
Ayahnya mendekat, dan bertanya
apa dirinya baik-baik saja, Poong yeon mengangguk saja. Hyun seo bertanya
dimana Yoon hee, dan dijawab kalau dia sudah mengantarkannya kembali kerumah.
Tiba-tiba Poong yeon merasa sesuatu dan membuatnya muntah darah dan pingsan,
membuat semua orang kaget, dan tanda kutukan juga muncul dibelakang telinganya.
Sementara dirumah Yoon hee, sihir
hitam mulai datang kembali, serigala dari kertas mantra jimat muncul lagi, tapi
karena sudah rusak, jimat itu tak mampu menahan asap hitam sihir, dan membuat
seluruh mantra jimat terbakar, sehingga si asap berhasil masuk kedalam rumah.
Yoon hee duduk dipojokan
berselimut ketakutan, dan asap itu berhasil masuk kerumah dan menemukan tubuh
Yoon hee, asap itu langsung merasuki tubuh Yoon hee membuat Yoon hee merasa
tercekik, dia berusaha menahan dan meronta tapi sia-sia, asap sihir hitam itu
terus mencekik dan membanting tubuh Yoon hee kesana kemari, sampai tubuhnya
melayang dan ia jatuh pingsan, saat itu rambutnya berubah menjadi putih.
Dan hal serupa terjadi di
kediaman PM, membuat Ratu Shim, Ibu suri dan para dayang syok ketakutan. Hong
joo langsung datang, dan terkejut melihat apa yang terjadi pada PM.
0 komentar