Mirror of The Witch Episode 5
Dibuka dengan adegan terakhir di Episode 4, saat Yoon hee
terjatuh kedalam kolam air di bawah jurang.
Episode 5
Para ninja dukun, melapor ke Hong joo yang sedang berada di
tempat ritualnya, kalau mereka sudah mencari Yoon hee didalam kolam air, tetapi
tidak menemukannya. Sepeninggal ninja dukun, Hong joo mulai melakukan ritual,
sembari bertanya apa yang harus ia lakukan, tiba-tiba nyala lilin tidak stabil,
dan ia langsung melihat pergelangan tangannya yang perlahan berubah menghitam,
ia teringat dengan perkataan Hae Ran, kalau sihir hitamnya akan membunuhnya.
Rambut PM perlahan berubah kembali ke hitam dan mulai
tersadar, membuat Ratu Shim yang selalu disampingnya langsung menanyainya,
dengan suara lemah PM menjawab kalau dirinya lapar. Ratu Shim langsung
memerintahkan para dayangnya menyiapkan makanan.
Begitu juga terjadi pada Poong yeon, yang perlahan tanda
kutukan dibelakang telinganya menghilang, dan ia mulai tersadar. Membuat ibunya
yang tidur kelelahan terbangun dan merasa lega melihat Poong yeon akhirnya
sadar dan baik-baik saja.
Sementara di halaman rumah Yoon hee, mayat-mayat dari
Biarawan taoist maupun dukun ninja masih tergeletak disana. Sampai seorang
memakai baju hitam datang ke tubuh Yo kwang, lalu menempelkan sebuah mantra ke
dadanya dan langsung membawa tubuh Yo kwang kesuatu tempat.
Ditempat lain, Dong rae diikat dan disiksa teman-teman Ok
agar dia mau memberitahu kemana Joon dan ibunya pergi. Sampai datang Ok, Dong
rae tetap tak mau mengatakan dimana Joon dan ibunya pergi, membuat Ok jengkel,
dan segera mengambil sabit dan meminta teman-temannya memegangi telinga Dong
rae, membuat Dong rae ketakutan dan akhirnya membuka mulut.
Sementara dihutan, perlahan Joon tersadar, sembari meringis
menahan sakit, ia melihat pecahan kaca menyala dan membuatnya berani menarik
anak panah yang tertancap. Saat anak panah itu terlepas, kaca itu jatuh dan
pecah lalu berubah menjadi asap dan menghilang. Joon merasakan sesuatu, ia
bergegas membuka lukanya yang dengan ajaib sembuh sendiri. Saat masih
kebingungan, ia melihat karcis yang tergeletak ditanah, ia langsung teringat
ibunya.
Ditempat penampungan, para algojo memerintahkan mereka
segera masuk kekapal, Ibu Joon berdiri kebingungan karena Joon belum datang,
akhirnya ia kembali ketempat duduknya, tiba-tiba seorang memanggilnya, dan saat
menoleh ternyata Ok, membuat Ibu Joon ketakutan.
Ibu Joon berlutut memohon ampunan, Ok menarik rambut dan
baju Ibu Joon dan menyiksanya, sampai ia tidak sadar menyenggol lilin yang
langsung membakar jerami perlahan. Ia masih terus menyiksa Ibu Joon sampai api
membesar dan menutup pintu keluar, membuat keduanya panik. Ok langsung
kebingungan mencari jalan keluar, akhirnya ia membongkar ventilasi dengan
kursi, dan menarik Ibu Joon untuk panjatan ia naik ke ventilasi, sebelum keluar
Ibu Joon mencoba menahannya tapi Ok mendorong Ibu Joon dan ia segera kabur.
Joon berlari sekuat tenaga, dan langsung panic melihat rumah
itu terbakar, ia semakin panic melihat ibunya tertimpa kayu yang terbakar,
tanpa berfikir ia langsung masuk dan membopong ibunya keluar. Diluar, Joon
meraung-raung mencoba membangunkan ibunya yang sudah tak berdaya, perlahan
ibunya sadar, dan dengan suara lirih ia meminta maaf, karena membuat Joon
menderita karena terlahir dari Ibu seperti dirinya, setelah itu ia perlahan
menghembuskan nafas terakhir, membuat Joon menangis menyesal dan meminta maaf
ke ibunya.
Sementara itu, Ok lari ketakutan kerumah memanggil-manggil
ibunya, dengan ketakutan Ok menceritakan semuanya. Ibunya dengan tenang,
mengatakan kalau itu bukan kesalahan Ok, karena mereka sendiri yang berniat
melarikan diri.
Dikediaman PM, nampak kelaparan dengan melahap semua makanan
yang disiapkan untuknya, Ibu Suri merasa senang, dan berjanji akan menghadiahi
dukun Hong joo yang sudah bekerja keras menyelamatkan PM. Hong joo hanya diam
sembari mengangguk, dan menatap PM yang sedang makan lahap, lalu pamit pergi,
dikoridor, Ratu Shim mengejarnya dan bertanya apa Hong joo baik-baik saja.
Hong joo, meyakinkan Ratu kalau putri (Yoon hee) sudah mati,
karena dirinya masih baik-baik saja. Tapi Ratu sepertinya tidak percaya dan
bertanya apa karena ulah sihir hitam Hong Joo membuat PM sakit dan punya
rencana sendiri, hal itu disadari Hong joo yang merasa dikhianati Ratu, sebelum
Ratu bertindak, ia punya rencana sendiri.

Dan ternyata sampai dikediaman PM para dayang dan tabib menangis meratapi
memanggil-manggil PM yang sudah tergeletak
tak bernyawa, membuat Ratu Shim syok dan perlahan duduk memeluk putranya
itu menahan semua kemarahan. Ibu suri datang dan kaget, ia histeris meminta
orang segera memanggil Hong joo, tapi mereka menjawab kalau Hong joo sudah
pergi, membuat Ibu suri langsung pingsan.
Diatap, seorang kasim memohon ke langit untuk mengembalikan
jiwa PM, semua orang berdatangan dan segera bersujud dihadapan kediaman PM.
Sementara dari jauh, Hong joo mengawasi mereka, dengan sebuah guci ditangannya.
Ternyata, sebelum ia pergi, ia datang kekediaman PM saat ia
tertidur, ia lalu melakukan sesuatu dengan mengambil sesuatu yang seperti asap
hitam dari tubuh PM dan memasukannya ke dalam guci yang ia bawa.
Kembali ke Hong joo yang berdiri jauh diatas bukit menatap
kekerajaan, ia sengaja melakukan ini karena ia merasa dikhianati Ratu shim, dan
ia sepertinya memeiliki suatu rencana sampai ia kembali bertemu Ratu lagi
nanti.
Joon memakai pakaian bergabung dan melakukan upacara
pemakaman untuk ibunya seorang diri.
Dirumah, ternyata mereka sedang mengadakan sebuah perayaan untuk ulang tahun Ok, dengan mengundang
orang-orang, Ibu Ok beramah-tamah dengan tamu yang datang. Joon dengan lesu
berjalan masuk kerumah, diujung rumah terdengar suara ceria Ok dan juga
teman-temannya tak ketinggalan juga para gisaeng sedang asyik minum-minuman.
Joon hanya bisa geleng kepala dan akan pergi, tapi Ok dengan
jalan sempoyongan memanggilnya sembari menuangkan segelas arak untuknya. Ok
kesal melihat Joon masih meratapi kepergian ibunya, di hari ulang tahunya.
Ok terus-terusan menghina Ibu Joon, membuat Joon naik darah,
Ok menantangnya apa Joon akan memukul ia lagi? Joon hanya berdiam diri, membuat
Ok berbalik jalan pergi, tapi Joon tiba-tiba memanggil dan menahan lengannya,
membuat semua orang melihat keduanya. Ternyata Joon hanya mengambil mangkuk
arak dari tangan Ok dan meminumnya, dengan kelu Joon mengucapkan selamat ulang
tahun untuk Ok, yang diangguki Ok dengan heran.
Sebelum pergi, Joon menunjukkan cincin kuning milik Ok,
masih dengan sempoyongan Ok mengiyakan cincin itu miliknya. Membuat Joon yakin
kalau yang membakar rumah dan menyebabkan kematian Ibunya adalah Ok, karena
Joon menemukan cincin itu disamping tubuh Ibunya semalam.
Diatas gunung konon ada seorang wanita yang bersembunyi,
kulitnya putih salju dan bibirnya merah darah, dan matanya penuh kesedihan. Dia
bisa memindahkan benda tanpa menyentuhnya, dan bisa menyabut semua nyawa,
karena itu semua orang memanggilnya penyihir. Dan saat bulan penuh, penyihir
itu berubah menjadi monster.
Dan yang dimaksud itu adalah Yoon hee, yang sudah sampai di
kuil chungbin, ia menjadi gadis dingin yang saat ia berubah menjadi sirambut
putih, apapun yang disentuh dan dilewatinya berubah menjadi es (mirip Elsa
Frozen), dan sepertinya ia sudah bisa menguasai kekuatan yang ada dalam
tubuhnya.
Dan ternyata yang bercerita tadi orang-orang yang sedang
bermain judi dirumah gisaeng, Orang tadi meneruskan cerita kalau penyihir itu
memakan jantung orang, membuat semuanya ketakutan, dan penyihir itu memiliki
wajah yang cantik.
Tiba-tiba seseorang menyelanya, ia heran kenapa cerita
tentang hantu yang memakan jantung masih beredar padahal waktu sudah berlalu.
Ternyata yang menyela itu si Joon yang sedang asyik-asyik bermain dengan para
gisaeng, ia lalu bertanya tentang “Si jubah merah” yang akhir-akhir ini
dibicarakan orang.
Orang itu ingat, ia lalu bercerita kalau akhir-akhir ini ada
seseorang yang membunuh dan mengambil jantungnya dengan menggunakan jubah
merah, karena itu dijuluki si jubah merah. Dan yang sudah melihat Si jubah
merah ini gesit membuat tak seorangpun bisa melihat wajahnya apalagi
menangkapnya.
Ternyata orang-orang disana pun memperhatikan cerita orang
tadi sambil minum-minuman, seorang bertanya kalau orang itu memakai jubah
berarti orang itu pria bukan wanita, membuat orang yang cerita tadi
kebingungan.
Joon memotong pertengkaran mereka, dan meminta mereka segera
bermain, dan akhirnya mereka mulai berjudi kartu . setelah kartu dibagikan,
seorang gadis yang sedari tadi mondar-mandir dibelakang Joon melirik kartu
milik Joon dan segera memberi tanda dengan menunjuk-nunjuk hidungnya. Membuat
tuannya (orang yang bercerita tadi) ikut memberi kode keteman-temannya supaya
bisa menjebak Joon. Lalu mereka mulai meletakan uang taruhan, dimulai Joon yang
menaruhkan semua uangnya, membuat semua orang kesenangan merasa yakin menang,
mereka ikut-ikutan menaruhkan semua uangnya, dan mulai membuka kartu
masing-masing, merasa menang seorang segera mengambil uang taruhan tadi, tapi
Joon menahannya dan membuka kartunya, membuat semuanya terkejut, terutama si
gadis yang merasa yakin melihat kartu Joon tadi.
Joon dengan tersenyum, bertanya apa ia memenangkan suatu
yang seharusnya tidak ia menangkan? Membuat semuanya terdiam. Joon lalu berdiri
sembari mengeluarkan kertas buronan, yang ternyata mereka adalah buronan judi
ilegal. Membuat mereka was-was dan bertanya siapa Joon sebenarnya?
Dan suasana menjadi kacau, perkelahian tak terelakan, mereka
menyerang Joon yang ahli bela diri, walau dikeroyok bahkan dipukul gadis yang
berdiri dibelakangnya, ia berhasil meringkus orang-orang tadi. Lalu datang
pasukan keamanan yang diketua Heo Ok, dan mereka segera menangkap mereka, Joon bergegas kabur dengan lompat
kesebuah jendela, si gadis yang bersembunyi dikolong meja, ikut-ikutan Joon
kabur lompat dari jendela, Heo Ok melihatnya tapi ia membiarkannya
saja.
Dijalan, Heo Ok bertemu dengan atasnnya, yang merasa
kagum dengan kerjanya, yang sepertinya ia tak hanya sekali ini saja menangkap
para buronan. Sementara Joon keluar dari rumah, sudah berganti baju, saat akan
keluar ia dipanggil Heo Ok tadi sambil melempar uang, ia berterima
kasih karena Joon selalu membantunya.
Joon merasa ia harus berbalas budi karena selama ini sudah
ditampung dan diberi makan Heo Ok itu, (*Heo Ok sudah menjabat menjadi pejabat pengamanan daerah, semacam polisi gitu). Setelah itu, Joon sepertinya
menikmati hidup dengan pergi bersenang-senang dengan para gisaeng, sambil
menawarkan obat ramuannya.
Dan sepertinya para gisaeng itu termakan mulut manis
rayuannya, ada seorang gisaeng yang asngat tertarik ingin membelinya. Tapi saat
melihat Joon ia ingin Joon membuktikannya sebelum ia beli, jika ia cocok ia
akan beli 10 botol langsung. Joon yang sedang enak-enakan dipangkuan gisaeng
lain (*eh Joon inget Seo ri wkk ape hubungannya:P), bergegas berdiri dan
mendekati gisaeng tadi dan langsung menubruknya membuat keduanya jatuh
bersamaan, gisaeng lainya menatap keduanya penasaran.
Joon perlahan menarik tali baju gisaeng tadi, tapi ia hanya
bercanda, membuat semua orang tertawa, Joon berdiri sembari berujar kalau
semuanya membosankan. Sementara ditengah hutan, seorang memakai jubah hitam dan
pedang besar dipunggungnya, siapa lagi kalau bukan Yo kwang yang
mengendap-endap jalan kegunung sembari membawa sebuah lilin. Merasa yakin tak
ada yang mengikutinya, ia segera masuk kedalam kuil chungbin.
Didalam, Yoon hee sudah menunggunya dipinggiran kolam dengan
tatapan dingin, dan tiba-tiba sebuah sabit melayang sendiri keleher Yo kwang
yang seketika syok. Yoon hee bertanya darimana Yo kwang kenapa pulang telat?
(*bwahaha kek istri yang ngomel suaminya pulang terlambat :D)
Yo kwang menunjukan kalau ia membawa satu buah lilin untuknya, Yoon hee tak percaya dan berjalan mengelilingi Yo kwang untuk memastikan. Setelah yakin Yoon hee mengambil lilin dari tangan Yo kwang dan melepas sabit itu dari leher Yo kwang.
Yo kwang menunjukan kalau ia membawa satu buah lilin untuknya, Yoon hee tak percaya dan berjalan mengelilingi Yo kwang untuk memastikan. Setelah yakin Yoon hee mengambil lilin dari tangan Yo kwang dan melepas sabit itu dari leher Yo kwang.
Yo kwang lalu jalan, tapi dari dalam bajunya berjatuhan
kartu-kartu judi, yang langsung ditutupi pakai kaki, tapi Yoon hee terlanjur
tahu dan langsung menaikan sabit itu kembali ke leher Yo kwang *pfft.
Yo kwang bercerita kalau ia mendengar gosip aneh tentang
Yoon hee, dan juga bermain satu kali permainan saja, orang-orang mengatakan
kalau Yoon hee itu penyihir, membuat Yoon hee marah dan membuat Yo kwang ketakutan
karena sabit semakin menekan lehernya, Yo kwang terus berkata kalau ia hanya
ingin mendengar cerita dan mencari tahu apa yang bisa Yoon hee gunakan.
Sabit itu terlepas tepat diujung sepatunya, membuat Yo kwang
lemas dan segera menarik kakinya. Sementara Yoon hee meletakan lilin yang
dibawa Yo kwang tadi, lalu mengambil api dari lilin tadi dan memindahkannya ke
lilin yang ada digua, dan ia segera menakupkan kedua tangannya untuk berdoa, Yo
kwang pun ikut berdoa.
Yang ternyata, sudah lima tahun terakhir Yoon hee menyalakan
100 lilin dan sekarang tinggal 8 lilin lagi, Yoon hee memohon agar lilin yang
ia nyalakan tidak mati, karena ia ingin menghilangkan kutukan dan ingin tidak
ada lagi yang mati karena dirinya.
Ditempat lain, si jubah merah datang ke Hong joo sambil
memberi sebuah kotak, yang ternyata isinya jantung. Hong joo langsung melakukan
ritual dengan jantung tersebut yang ternyata dijadikannya makanan dengan
merubah jantung itu menjadi asap hitam dan segera menyerapnya.
Dan seketika membuat api dililin yang dinyalakan Yoon hee
padam, Hong joo bertanya ke ninja dukun apa mereka sudah menemukan putri yang
dijawab dengan gelengan kepala. Sementara Yoon hee jalan kesal, ia sudah 6
bulan berturut-turut tak bisa menyalakan satupun lilin.
~flashback~
Saat ia terjatuh kedalam kolam, ternyata Yo kwang
menyelamatkannya dan segera membawanya ke dalam gua kuil chungbin. Yo kwang
mancabut anak panah yang menancap, dan memohon Yoon hee untuk menahannya,
sembari menyobek kain untuk menahan darah yang keluar.
Yoon hee menahan sakit dan juga pedih hatinya, bertanya apa
yang dikatakan Hong joo benar? Apa semua yang ia sayangi, dan yang
menyayanginya akan mati? Yo kwang menjawab kalau ia bisa menghancurkan kutukan
tersebut semuanya akan kembali normal.
Yo kwang mengambil buku groimoere (aku lupa tulisannya
*mian) dan menyemangati Yoon hee, kalau Yoon hee mulai sekarang harus
bersemangat menghilangkan kutukan dan mengganti namanya menjadi Seo ri. (oke
dari sekarang kita panggil Yoon hee dengan Seo ri). Setelah berhasil menyalakan
108 lilin dan menghancurkan kutukan, Seo ri bisa memakai nama Yoon hee kembali.
~Endflash~
~Endflash~
Kembali kegunung, Yo kwang memanggil Seo ri lirih, Seo ri
menoleh dan meminta Yo kwang mengambilkan plakat harapan agar ia bisa
menyalakan lilin kembali, walau ragu Yo kwang mengiyakan. Seo ri berharap,
harapannya yang tulus akan bisa menyalakan lilin kembali.
Didesa, setelah puas bermain-main dengan para gisaeng, Joon
jalan keluar dan melihat kerumunan orang-orang sedang melihat mayat yang
tergantung dipohon yang ternyata dada mayat itu berlubang. Orang-orang
ketakutan, dan meminta mereka untuk melarang anak-anak bermain saat malam hari.
Dan ditangan mayat itu masih terdapat botol obat (*mungkin
botol obat ini yang jadi penyebab, diepisode selanjutnya, Joon dituduh sebagai
sei jubah merah). Diantara kerumunan orang-orang itu selain Joon, ada Yo kwang
dan ada gadis di tempat perjudian juga yang ketakutan saat melihat Joon.
Membuat Joon aneh lalu bergegas pergi, saat Joon pergi dari jauh datang Poong
yeon yang sepertinya sudah menjadi prajurit kerajaan sekarang.
Setelah melihat mayat tadi, Yo kwang bergegas pergi kepohon
harapan untuk mengambil beberapa plakat harapan yang tergantung disana. Setelah
merasa cukup, ia bergegas pergi tapi ternyata ia diikuti si jubah merah.
Dijalan Yo kwang sadar dirinya diikuti, ia segera lari dan bersembunyi, membuat
si jubah merah kebingungan, saat itu tiba-tiba anak panah meluncur kearahnya,
yang ternyata itu dari Poong yeon.
Merasa tertolong, Yo kwang langsung segera pergi dari tempat
itu. Sementara si jubah merah berhasil dan Poong yeon kejar-kejaran, sampai
keduanya akhirnya beradu pedang, dan pedang Poong yeon berhasil mengenai si
jubah merah, yang merasa tersudut ia segera menyiram tanah ke wajah Poong yeon
dan langsung kabur.
Diistana, Poong yeon sedang melapor ke Raja (ini PM yang
mati itu ya? Aku semakin bingung *LoL) dan otomatis Raja murka, kenapa mereka
tidak berhasil menangkap satu orang pembunuh.
Dikediaman pribadi, Raja berbincang berdua saja dengan Poong yeon untuk memberika rincian tentang Si jubah merah.
Dikediaman pribadi, Raja berbincang berdua saja dengan Poong yeon untuk memberika rincian tentang Si jubah merah.
Poong yeon, memberi laporan secara detail tentang si jubah
merah, dan ia juga meminta maaf karena belum bisa menangkapnya. Raja memujinya,
karena setidaknya Poong yeon berhasil melihat detail si jubah merah. Dan
menyemangatinya kalau Poong yeon nanti akan berhasil membunuh si jubah merah.
Setelah itu, Poong yeon pamit, tapi saat berbalik, Raja
bertanya apa Poong yeon belum menemukan ayahnya, Poong yeon meniyakan. Raja
meminta Poong yeon membantunya mendirikan taoist kerjaan kembali, tapi ditolak
karena Poong yeon merasa ayahnya masih hidup dan ia tidak bisa melakukannya,
dan alasan itu bisa diterima Raja.
Sepeninggal Poong yeon, Raja menuangkan air dari teko, tapi
tiba-tiba ia seperti mendapat serangan dan membuat teko terjatuh, Raja
mengerang kesakitan menahan dadanya, dan saat itu dari lengan bajunya terlihat
darah mengucur.
Sementara diluar istana, penjaga gerbang sedang meributkan anak buah Poong yeon itu wanita atau pria, membuat anak buah Poong yeon yang mendengar kesal, lalu menghajar keduanya, untung Poong yeon keluar dan segera
menghentikannya.
Keduanya lalu jalan pergi, tangan kanannya itu memberi
laporan tentang ayah Poong yeon dan juga tentang dukun, tapi laporan itu
hasilnya nihil, dan membuatnya merasa menyesal, tapi Poong yeon tak
mempermasalahkannya karena ia tahu tangan kanannya itu juga sudah berusaha
mencari kabar berita tentang ayahnya.
Malam hari saat bulan penuh, dikediaman pribadi raja sedang
diobati dokter, dari dalam tubuh Raja keluar duri-duri yang membuat tubuhnya
mengeluarkan banyak darah. Raja mengerang menahan sakit, saat satu-persatu duri
itu dicabut dari tubuhnya, sampai Raja tak tahan lagi dan murka, kenapa sampai
sekarang dokter kerajaan tidak bisa mengobati, sehingga dirinya menderita sakit
seperti ini.
Saat seperti itu, Ratu Shim datang, membuat Raja bergegas
berpakaian menutupi sakitnya. Ratu Shim datang (sekarang jadi Ibu suri)
bertanya tentang mayat-mayat dari sijubah merah. Raja enggan-enggan menjawab,
membuat Ratu Shim sadar kalau kedatangannya mengganggu. Raja berterima kasih karena
Ratu mencemaskannya, tapi Raja meminta Ratu untuk tidak menganggapnya sebagai
pengganti PM yang mati (*aku bener-bener bingung, ok kita tunggu pencerahan di
episode selanjutnya) dan meminta ratu tak perlu mengkhawatirkannya.
Ratu Shim pergi dengan kesal, diluar ia bertanya kepara
kasim tentang kondisi Raja, dan mereka melapor tentang desas-desus yang
beredar, kalau setiap pagi kasur dan selimut yang dipakai Raja dibuang, karena
mereka selalu mendapati darah dan nanah. Mendengar hal itu membuat Ratu Shim
berfikir, apa kutukannya masih belum berakhir? Lalu Ratu bertanya apa kasim itu
sudah menemukan dukun (Hong Joo) tapi mereka belum bisa menemukan Hong joo.
Dipinggiran hutan, Joon jalan menuju ke makam ibunya, disana
Joon ingat saat ibunya meninggal, dan saat ia memberikan cincin kembali ke Ok.
Dan saat ia berniat membunuh Ok saat ia terlelap tidur, tapi ia tidak bisa
membunuh Ok. Kembali ke makam, Joon berlutut dan meminta ibunya bersabar
sedikit lagi, karena ia pasti akan membalaskan dendam ibunya.
Sementara di gua kuil chungbin, Seo ri yang sedang tertidur,
bermimpi saat semua orang yang ia sayangi satu-persatu jatuh terbunuh karena
ingin menyelamatkan dirinya. Membuat Seo ri segera terbangun dari tidurnya, ia
bertekad akan menghancurkan kutukannya, agar ia bisa melindungi orang-orang
yang ia sayangi.
Sementara ditempat Hong joo, ternyata tubuh Choi Hyun Seo
(ayah Poong yeon) berada disana, disekelilingi tubuh itu diberi kertas mantra
diatas dadanya.
Next : Mirror of The Witch Episode 6